Memaknai Risalah Islam Berkemajuan Sebagai Aktualisasi Ber-IMM

Muhammad Alfi Nur Romadhon

Muhammadiyah sebagai gerakan Islam yang dikenal dengan kultur Islam berkemajuan dengan perjuangan pembaruan Islam di abad ke 20. Meskipun Muhammadiyah mendapat pertentangan oleh tokoh agama pada saat itu karena membawa hal yang berbeda dalam hal keagamaan, KH Ahmad Dahlan tetap pada pemikirannya untuk membawa perubahan agar sesuai dengan tuntunan Al Quran dan Sunnah. Muhammadiyah melihat Islam sebagai agama yang mengandung nilai-nilai tentang kemajuan dengan tujuan mewujudkan peradaban yang unggul bagi umat manusia. Dalam perspektif Muhammadiyah, kemajuan dalam Islam terkait erat dengan misi manusia sebagai khalifah yang sesuai dengan aturan dasar kehidupan yang telah ditetapkan oleh Allah. Oleh karena itu, setiap Muslim, baik secara individu maupun secara bersama-sama, memiliki tanggung jawab untuk menjadikan Islam sebagai agama yang mempromosikan kemajuan, dan umat Islam sebagai pembawa misi kemajuan yang membawa berkah bagi kehidupan manusia (Qodir, 2019). Berkat kegigihan dan keyakinan Ahmad Dahlan akan pola pikirnya tentang pembaruan menjadikan Muhammadiyah sukses sebagai pencerah bagi umat dan bangsa, baik dalam hal pribadi maupun kemaslahatan.

Al-Quran surah Al A’raf ayat 158 menjelaskan bahwa Rasulullah Muhammad SAW adalah utusan Allah yang diperuntukan untuk seluruh umat manusia yang akan membawa kabar gembira dan peringatan, serta mempersaksikan atas diri-Nya bahwa Nabi Muhammad adalah Rasul Allah. Ayat ini juga menekankan bahwa keimanan kepada Allah dan Rasul-Nya sebagai kunci untuk mendapatkan petunjuk dan kebahagiaan dalam kehidupan dunia dan akhirat. Menurut KBBI, risalah diartikan sebagai “yang dikirimkan, surat edaran, karangan ringkas mengenai suatu masalah dalam ilmu pengetahuan”. Islam Berkemajuan adalah pandangan bahwa Islam tidak hanya merupakan agama yang relevan dalam konteks lokal, tetapi juga memiliki relevansi universal yang mengajarkan prinsip-prinsip kehidupan yang progresif dan canggih. Pandangan ini menekankan bahwa Islam memandang kemajuan sebagai tujuan utama dalam kehidupan dan menuntut umatnya untuk mencapai kemajuan tersebut dalam semua aspek kehidupan, baik secara individual maupun dalam konteks sosial, budaya, kebangsaan, dan kemanusiaan secara keseluruhan (Muhammadiyah, 2022). Berdasarkan pengertian yang telah dijabarkan, penulis memaknai bahwa risalah Islam berkemajuan adalah sebuah pesan yang datang dari Allah kemudian dijiwai sebagai semangat untuk melalukan ijtihad  dalam seluruh aspek kehidupan, baik ranah pribadi maupun bermasyarakat.

Muhammadiyah meyakini bahwa prinsip-prinsip Islam harus mempengaruhi semua aspek kehidupan manusia tanpa terkecuali. Seperti yang dijelaskan dalam teks Kepribadiannya, Muhammadiyah bertekad untuk memegang teguh ajaran Allah dan Rasul-Nya, serta aktif dalam membangun di segala bidang dan lapangan dengan cara yang sesuai dengan kehendak Allah. Tujuannya bukanlah untuk mengurangi kebebasan manusia, melainkan untuk menanamkan dan menyebarkan semangat yang akan memberi kehidupan dan makna dalam setiap tahap kehidupan mereka (Santosa, 2011). Aturan yang dibawa oleh agama, dalam hal ini agama Islam kadang dipandang sebagai bentuk pembatasan-pembatasan atas segala bentuk kehidupan. Mulai dari hal-hal kecil dari kehidupan pribadi hingga kehidupan yang menyangkut beberapa aspek yang lebih luas, misalkan masyarakat atau kehidupan berbangsa dan bernegara. Sedangkan memasukan nilai ke-Islaman dalam setiap ranah kehidupan bermaksud untuk menjadi pedoman dan panduan kehidupan yang lebih baik. Setiap perilaku dan hal yang dilakukan akan memberikan kemanfaatan dan kebermaknaan bagi diri dan lingkungan. Contoh nyata diwujudkan pada PCIM Tiongkok memberikan kontribusi dalam mewujudkan nilai-nilai Islam yang progresif dengan membuka jalur dakwah yang erat antara komunitas Muslim Asia Tenggara dan Tiongkok.

Al Quran dan Sunnah memang perlu dimengerti secara kompleks sehingga tidak menimbulkan kecacatan pemahaman dan kesalahan pengaplikasiannya dalam gerakan. Seperti yang kita ketahui secara umum dalam ber-IMM memiliki pokok-pokok tertentu dalam gerakannya, seperti mengutamakan ke-Islaman sebagai dasar perilaku yang terwujud dalam lingkup organsisasi. Hal ini menuntut IMM dalam gerakannya benafaskan nilai-nilai kebaikan Islam sebagai rahmatan lil alamin, sehingga tidak hanya menguntungkan pihak-pihak tertentu apa lagi menguntungkan secara pribadi. Intelektual yang dimiliki kader-kader IMM hendaknya dapat terasa secara konkret dalam kehidupan bermasyarakat, untuk menyikapi dan menjadi solusi setiap problematika masyarakat yang ada. Hal sederhana namun tidak mudah tersebut dapat menjadikan IMM sebagai perwujudan Islam berkemajuan selayaknya Muhammadiyah yang menjiwai maknanya.

Muhammadiyah sebagai induk pergerakan Islam Berkemajuan tersebut hendaknya merisalahkan juga kepada anak-anaknya sebagai ujung tombak perjuangan dan pergerakan Muhammadiyah di ranah yang lebih spesifik sesuai dengan karakteristik target dakwahnya. Ortom atau organisasi otonom adalah organisasi dibawah naungan Muhammadiyah yang tujuannya mengacu pada tujuan Muhammadiyah itu sendiri, yaitu mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar benarnya. Gerakan pembaruan atau ijtihad  sebagai begian dari Islam berkemajuan menjadi senjata efektif untuk mengupas ke-Islaman yang masih tidak sesuai dengan Al Quran dan Sunnah serta membawa kemaslahatan dari problematika yang ada. Ranah kemahasiswaan dalam tujuan IMM yang tertuang dalam Sistem Perkaderan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (2021) yaitu “mengusahakan terbentuknya akademisi Islam yang berakhlak mulia dalam rangka mencapai tujuan Muhammadiyah” tidak hanya berpusat di kampus saja. IMM sebagai wadah pembaruan yang berkenaan langsung pada realita kehidupan yang luas, baik dalam kemasyarakatan, keagamaan dan kemahasiswaan yang menyangkut intelektualitas menjadi kebutuh fundamental pembaruan yang dapat diwujudkan. IMM hendaknya juga menyerap apa yang sudah menjadi jiwa dari induknya untuk dijadikan pedoman pergerakan yang nyata. Bukan hanya sebatas menggaungkan suara-suara yang sebatas menjadi suara, namun juga mewujudkan pemikiran atas pembaruan tersebut secara nyata dalam ketiga aspek yang menjadi ideologi IMM.

 

 

 

Daftar Pustaka

Sistem Perkaderan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (2021)

Santosa, N. E. T. I. (2011). Karakter Muhammadiyah Melandaikan Gagasan Islam Berkemajuan. Universitas Muhammadiyah Sidoarjo.

Muhammadiyah, P. P. (2022). Risalah Islam Berkemajuan: Keputusan Muktamar ke-48 Muhammadiyah Tahun 2022. Yogyakarta: Suara Muhammadiyah.

Qodir, Z. (2019). Islam berkemajuan dan strategi dakwah pencerahan umat. Jurnal Sosiologi Reflektif, 13(2), 209-234.

Hamdi, M., Ainy, R. N., & Maruf, F. (2023, December). Pemberdayaan PCIM Melalui Pendirian Amal Usaha Produktif untuk Membumikan Risalah Islam Berkemajuan di Dunia Internasional. In Seminar Nasional Hasil Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (Vol. 4, pp. 484-492).