Dokumentasi Upgrading IMM PBII

Upgrading IMM PBII: Spirit Al-Ma’un Sebagai Dasar Pergerakan Ikatan

Upgrading merupakan suatu agenda penting yang biasanya dilaksanakan pada awal-awal periode kepemimpinan. Umumnya program kerja ini akan dihandle oleh bidang organisasi dari setiap pimpinan komisariat. Adapun salah satu tujuan diadakannya foto bersama narasunber,  upgrading ini tidak lain untuk memberi gambaran kepada kader-kader pimpinan baru akan setiap hal yang berkaitan dengan berjalannya sebuah organisasi ke depannya.


Pimpinan Komisariat IMM PBII (PPKn, Pendidikan Bahasa Inggris, Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia) baru-baru ini telah sukses melaksanakan kegiatan upgrading pada Rabu, 09 Maret 2022. Acara ini mengangkat tema “Membangun Spirit Gerakan dalam Bingkai Kekeluargaan untuk Menjawab Tantangan Organisasi di Era Post Pandemi”. Tidak hanya itu, bahkan acara ini dihadiri langsung oleh pembina PK IMM PBII, 7 orang alumni serta 18 anggota pimpinan yang hadir secara offline di ruang auditorium kampus 2 unit B UAD dan 5 anggota yang hadir secara online via Google Meet.

Mufti Hakim selaku pembina PK IMM PBII mengungkapkan satu hal penting dalam sambutannya, beliau mengatakan bahwa saat ini merupakan masa post pandemi atau masa peralihan dari masa komunal virtual (daring) menjadi komunal konvensional (luring). Berdasarkan hal tersebut, maka dapat dipastikan adanya rasa kehampaan dalam diri para kader akibat pergerakan IMM yang selama ini dilakukan secara komunal virtual. Oleh karena itu, para kader IMM harus bisa memahami kekuatan dunia virtual (virtual power) dalam setiap pergerakannya. Tidak hanya menggunakan metode konvensional, tetapi juga mampu memanfaatkan keberadaan media virtual.

Berbeda dengan pembina, Rio Pamungkas selaku pemateri dalam acara tersebut mengungkapkan bahwasanya dasar spirit ikatan Muhammadiyah adalah spirit Al-Ma’un. Tanpa adanya spirit ini maka seorang kader tidak akan memiliki ghirah (semangat) dalam berjuang di IMM. Selain itu, beliau juga mengatakan bahwa penggunaan kacamata kekeluargaan dalam berorganisasi harus digunakan sesuai dengan porsinya agar mampu menjawab segala permasalahan yang ada, jangan sampai dengan adanya kacamata kekeluargaan ini nantinya terjadi oligarki antar pimpinan-pimpinan di IMM.

Di akhir pemaparan materi beliau juga memberikan sebuah pesan kepada kader-kader IMM agar mereka tidak hanya menjadi pengikut dari arus-arus permasalahan yang ada, melainkan harus memiliki gagasan tersendiri akan masalah-masalah yang timbul saat ini.

“Jangan hanya menjadi followers terhadap arus sosial yang ada, tetapi kita juga harus memiliki catatan tersendiri akan permasalahan yang dihadapi saat ini,” tuturnya.

-Siska Maulina (Sekbid RPK IMM PBII)